Sabtu, 05 September 2015

11 Penyakit & Faktor Penghambat Kehamilan

Tentunya bagi wanita akan sangat ingin memiliki bayi atau keturunan, maka dari itu penting menjaga kesehatannya. Pada bagi ibu hamil harus menjaga kesehatannya, karena hal itu akan berpegaruh pada janin yang ada di dalam kandungan.

Terlebih dalam bulan-bulan menunggu kelahiran sang bayi ke dunia ini, rentan terhadap penyakit-penyakit yang dapat membahayakan.

Munculnya tanda-tanda atau gejala yang sederhana bisa menjadi tanda munculnya penyakit yang bisa menghambat kehamilan, untuk itu perlu mengetahui berbagai tandanya atau gejalanya, untuk mengantisipasi.

Setelah menikah, tidak lama untuk para pasangan suami istri dapat langsung mendapatkan rezeki anak. Akan tetapi juga ada yang sudah bertahun-tahun bahkan puluhan tahun belum juga dikaruniai rezeki anak.

Faktor kesuburan ataupun penyakit tertentu bisa menjadi penyebab masalah seorang wanita sulit hamil. Demikian juga dalam masa kehamilan juga tidak terlepas dari yang namanya masalah penyakit,

Lucunya bayi

Penyakit yang bisa menghambat kehamilan

1. Faktor kekentalan darah
Sekitar 17% ibu hamil yang keguguran karena problem sindroma antikardiolipin atau anti cardiolipin antibodies (ACA). Dimana tubuh menghasilkan antibodi yang justru menyerang antikardiolipin karena dianggap “musuh”. Kardiolipin adalah senyawa protein yang terdapat pada selaput sel pelindung organ, yang bekerja untuk mengentalkan darah.

Kondisi pengentalan darah, yang terjadi pada penderita ACA pada wanita hamil menyebabkan pembekuan darah di dalam pembuluh. Apabila terjadi di plasenta akan menghambat aliran oksigen dan zat-zat gizi ke janin...

...yang beresiko tinggi mengakibatkan terganggunya perkembangan janin, hingga yang terburuk mengakibatkan bayi meninggal dunia.

Untuk mengatasinya, maka perlu pemeriksaan darah di laboratorium untuk mengetahui senyawa protein ACA, mengukur kecepatan pembekuan darah, dll. Biasanya tes laboratorium dilakukan 6 minggu sekali.

Kemudian, biasanya pasien akan mengonsumsi obat dari resep dokter untuk menurunkan kadar senyawa ACA di dalam tubuh, sehingga mencegah terjadinya pengentalan darah yang memicu pembekuan darah dan menghambat perkembangan janin.

2. Sperma suami bermasalah
Gerakan sperma lambat dan istri alergi sperma suami sering menjadi faktor penghambat kehamilan, yang menjadi penyebab 15% masalah sulit hamil. Gerakan sel-sel sperma lambat pada setiap kali berhubungan intim, mengakibatkan sel sperma kesulitan untuk mencapai sel telur, maka pembuahan pun tidak terjadi.

Pada istri yang alergi sperma suami,hal itu terjadi karena kadar antibodi di dalam tubuh istri terlalu tinggi, yang malah menganggap sel sperma suami adalah “musuh.” Alhasil sel telur sulit untuk bisa dibuahi.

Untuk mengatasinya, maka perlu memperbaiki pola hidup suami ataupun istri, seperti meningkatkan konsumsi makanan sumber vitamin E, seperti brokoli, kacang almond dan buah alpukat. Hindari merokok, minum alkohol, makanan junk food dan semacamnya.

Kemudian, perlu berkonsultasi dengan dokter, biasanya akan menjalani terapi penyuntikan leukosit suami kepada istri untuk menurunkan kadar antibodi. Sehingga sperma suami tidak lagi dianggap “musuh”, alhasil peluang kehamilan menjai besar.


3. Menopause dini
Di mas modern ini, tercatat sekitar 6-7% wanita usia reproduktif mengalami menopause dini, yang mengakibatkan sulit hamil, padahal usia di bawah 40 tahun tetapi kadar hormon estrogen sudah menurun...

...yang menyebabkan tubuh tidak mampu lagi menghasilkan sel-sel telur matang yang siap dibuahi. Walaupun ada jutaan sel sperma yang dikeluarkan saat berhubungan intim, tetapi tidak ada satu pun sel telur matang yang dapat dibuahi untuk menghasilkan kehamilan.

Untuk mengatasi perlu berkonsultasi ke dokter, biasanya dokter akan menerapkan terapi suntikan hormon estrogen atau kombinasi estrogen dan progesteron untuk meningkatkan kadarnya di dalam tubuh.

Tujuan dari terapi yang dilakukan agar organ-organ reproduksi mampu kembali aktif, termasuk indung telur yang mampu memproduksi sel telur yang matang dan siap dibuahi.

4. Endometriosis
Faktor yang menyebabkan kehamilan sulit terjadi, salah satunya karena penyakit Endometriosis. Sekitar 5%-15% wanita usia reproduktif mengalaminya masalah ini, dan banyak yang tidak menyadari keberadannya.

Penyebab endometriosis karena adanya masalah pada jaringan pembentuk dinding rongga rahim (endometrium), yang tumbuh di luar rongga rahim (salah tempat), seperti di dekat saluran telur atau indung telur (ovarium).

Sehingga berakbiat terjadinya pelekatan di sekitar saluran telur yang mengganggu proses pembuahan. Alhasil, ovarium beresiko gagal melepaskan sel telur yang sudah matang untuk dibuahi sel sperma, yag akhirnya tidak terjadi pembuahan.

Yang sering terjadi gerakan sel-sel sperma terhambat karena saluran telur yang menyempit, yang membuat sel-sel sperma sulit mencapai sel telur yang akan dibuahi.

Endometriosis jug dikatakan, kondisi serpihan dinding di dalam rahim yang berkembang membentuk sarang kecil, yang setelah itu menjadi besar dan terus berkembang di dalam indung telur, hingga terus menjalar hingga ke bagian alat reproduksi.

Endometriosis bisa mengakibatkan timbulnya rasa sakit pada masa haid, atau juga ketika berhubungan antara pasangan.

Beberapa cara mengatasi Endometriosis:
1. Gunakan obat pereda rasa nyeri, beberapa jenisnya seperti aspirin dan ibuprofen. Tetapi ada sebagian wanita mungkin memerlukan jenis obat yang lebih kuat.

2. Terapi hormon. Dokter mungkin akan menyarankan terapi hormon. Terapi hormon bervariasi, seringnya dokter yang akan menetukan jenis terapi hormon yang cocok untuk kondisi pasien.

3. Mintalah dokter untuk sekaligus mengobati endometriosis saat dignosa, karena saat diagnosa dengan prosedur laparoskopi, dokter sebenarnya bisa sekaligus membakar sel-sel endometrium, guna mengurangi gejala.

4. Operasi, seperti laparotomi (pembedahan perut) atau histerektomi (pengangkatan rahim, saluran tuba, dan ovarium), guna membersihkan tubuh dari endometriosis. Waktu pemulihannya setelah operasi, selama beberapa bulan.

(Terapi alternatif untuk mengobati endometriosis)
5. Memperbaiki asupan nutrisi, caranya yaitu berkonsultasi dengan ahli gizi. Dengan asupan nutrisi yang baik dan tepat, bermanfaat untuk mengurangi rasa nyeri akibat endometriosis.

6. Akupunktur, dinilai mampu untuk mengurangi rasa nyeri, walaupun biasanya manfaatnya tidak terasa dengan segera. Melakukan akupunktur untuk mengurangi nyeri dan mendorong relaksasi tubuh.

7. Berkonsultasi dengan dokter guna mengetahui pengobatan alternatif yang tepat, sehingga pengobatan alternatif yang diambil akan aman untuk dilakukan.

loading...

(Cara alami mengobati endometriosis)
8. Konsumsi temu putih. Yang paling bagis yaitu dimakan secara mentah (lalapan), tetapi selain itu juga bisa, yaitu dengan diparut dan diperas airnya, lalu diminum 1-2 kali dalam sehari.

9. Umbi daun dewa. Anda haluskan, lalu ambil airnya (caranya dengan peras menggunakan air matang), lalu diminum sehari sekali.

10. Membuat resep jamu mengobati endometriosis, dengan bahan:
  • 10 gram kunyit kering
  • 10 gram temu putih kering
  • 10 gram tapak liman kering
  • 30 gram cakar ayam segar
  • 15 gram pegagan kering

Cara Pembuatan, kupas Kunyit dan temu putih, lalu memarkan. Setelah itu rebus dengan 1 liter air hingga tersisa setengahnya. Dinginkan, lalu disaring. Diminum sekitar 3 kali dalam sehari

5. Gonore
Gonore adalah kondisi infeksi pada alat kelamin, dimana hal itu muncul karena dari bakteri-bakteri gonokokus. Infeksi yang timbul seperti ini bisa mengakibatkan kemandulan, radang sendi, kerusakan pada hati, dan lainnya.

Gonore atau kencing nanah merupakan penyakit menular seksual yang disebabkan bakteri Neisseria gonorrhoeae (gonococcus). Bakteri gonococcus biasanya ditemukan di cairan penis dan vagina dari orang yang terinfeksi.

Bakteri gonore tidak bisa bertahan hidup di luar tubuh manusia untuk waktu yang lama, sehingga tidak menular melalui dudukan toilet, peralatan makan dan minum, berbagi handuk, kolam renang, ciuman, dan pelukan.

Gejala Gonore
Sekitar 10 persen pria yang terinfeksi dan 50 persen dari wanita yang terinfeksi tidak mengalami gejala yang dirasakan, sehingga banyak kasus penderita gonore menularkannya kepada pasangannya tanpa disadari.

Gejala gonore biasanya (pada pria maupun wanita) yaitu nyeri (sakit) saat buang air kecil dan keluarnya cairan kental berwarna kuning atau hijau dari vagina atau penis. Sehingga gonore sering disebut ‘kencing nanah’.

Pada wanita, infeksi akan menjalar ke organ panggul jika tidak segera diobati, hingga bisa terus mengakbiatkan pendarahan pada vagina, sakit pada perut bagian bawah dan demam.

Diagnosis gonore
Sampel urine menjadi dengan metode yang sering digunakan, baik pada pria maupun wanita. Pemeriksaan sampel urine pada wanita tidak begitu akurat, sehingga pemeriksaan yang dilakukan sering dengan mengambil sampel cairan vagina.

Pengobatan dan pencegahan gonore
Dokter biasanya memberikan satu suntikan antibiotik dan satu tablet antibiotik untuk mengobati gonore.

Gejala akibat bakteri gonore dapat membaik setelah beberapa hari, dengan melakukan pengobatan gonore yang efektif serta tepat waktu (tidak ditunda-tunda). Hal itu karena penyakit gonore yang dibiarkan dapat menjadi bahaya yang fatal.

Pastikan Anda dan pasangan Anda tidak berhubungan seks hingga perawatan benar-benar tuntas (sembuh), yang ditandai dengan pemeriksaan ulang yang hasilnya bahwa Anda negatif menderita gonore.

Penyakit gonore bisa kambuh apabila tdak melakukan hubungan seks yang sehat dan aman.Hal terpenting untuk mencegah infeksi menular seksual adalah tidak berganti-ganti pasangan seksual, jangan melakukan hubungan seksual jika belum menikah.


6. Kanker rahim, indung telur, dll
Kanker merupakan sebuah kondisi terjadi pertumbuhan pada sel-sel tubuh yang tidak normal, atau dapat juga dikatakan tidak terkontrol.

Sel-sel tubuh yang berkembang dengan tidak normal tersebut nantinya menyebar ke seluruh tubuh, sehingga membuat fungsi-fungsi organ tubuh menjadi terganggu.

Terdapat jenis penyakit kanker yang mengakibatkan terganggunya kehamilan, bahkan bisa menyebabkan seorang wanita sulit hamil seperti kanker rahim, kanker indung telur, kanker mulut dan leher rahim, hingga kanker payudara.

Kehamilan yang terganggu penyakit kanker beresiko menyebabkan bayi lahir prematur, lahir cesar, bahkan keguguran.

Dokter biasanya menyarankan ibu hamil penderita kanker untuk menjalankan pengobatan, operasi dan kemoterapi untuk memberantas sel kanker. Obat-obatan yang diberikan tentu harus sesuai dengan resep dokter sehingga tidak membahayakan janin.

Operasi juga dilakukan dengan pengawasan ahli anestesi yang memperhitungkan kesehatan kehamilan. Adapun kemoterapi umumnya dilakukan setelah trimester pertama, karena pada masa ini organ janin telah terbentuk.

Karena bahaya kanker pada kehamilan, penting ibu hamil untuk selalu mewaspadainya, dan menjalani pola hidup yang sehat, seperti tidak merokok, tidak minum-minuman alkohol dan bersoda, tidak konsumsi junk food, dll.

7. Gangguan jantung
Ini disebut juga dengan gagal jantung, atau terjadi kelainan jantung bawaan, dimana masalah ini mengakibatkan Ibu hamil mengalami resiko lebih tinggi terkena keguguran.

Selain itu juga dapat mengakibatkan bayi lahir prematur, dan berat badan bayi yang baru lahir rendah (ringan).

Masalah gangguan jantung hendaknya dikonsultasikan dengan dokter, pemeriksaan kesehatan sebelum kehamilan sangat diperlukan, guna mengurangi risiko masalah kesehatan pada ibu dan janin.

Beberapa bahan makanan bermanfaat untuk membantu menjaga kesehatan jantung seperti oatmel yang mampu menyerap kolestrol jahat, ikan yang mengandung omega 3 yang mampu memperbaiki denyut jantung. Lalu lengkapi dengan sayuran hijau seperti bayam, dsb, karena kandungan serat dan potasiumnya yang mengurangi risiko penyakit jantung.

Hal yang penting untuk mengatur waktu istirahat, jangan tidak terlalu lelah karena akan membebani jantung (menjai sesak), sehinga mencegah sirkulasi darah dan oksigen berkurang.

Seorang Ibu perlu memberikan ASI, karena ini membantu untuk menyusutkan lemak di bagian perut, yang bermanfaat untuk menurunkan risiko penyakit jantung secara umum.

8. Penyakit infeksi
Jenisnya seperti infeksi saluran kemih. Yang mengakibatkan meningkatkan resiko terjadinya persalinan dini, atau mengakibatkan pecahnya ketuban sebelum waktunya.

Masalah infeksi ini, selain membahayakan Ibu hamil, juga membahayakan janin, yang dapat menyebabkan cacat bawaan pada janin.

Gejalanya yaitu rasa ingin selalu buang air kecil, nyeri atau perih saat buang air kecil, warna urin keruh, dan bau urin menyengat. Adapun infeksi pada ureter dan ginjal meliputi nyeri pada bagian selangkangan, mual, dan demam.

Jenis infeksi lainnya yaitu sitomegalovirus, dimana jenis infeksi ini tidak kalah bahayanya karena mengakibatkan rusaknya fungsi organ hati pada janin, lalu ada juga infeksi yang mengakibatkan rusaknya fungsi otak janin.

9. Tekanan darah tinggi
Hipertensi dalam kehamilan sebenarnya hal yang umum terjadi pada ibu hamil. Sekitar 10 persen ibu hamil mengalami kondisi ini saat hamil.

Jika dibiarkan, hipertensi beresiko tinggi menyebabkan kondisi praeklamsia. Seorang wanita dikatakan terkena hipertensi pada masa kehamilan, ketika tekanan darahnya di atas 140/90 mm Hg.

Beberapa jenis hipertensi dalam kehamilan, yaitu hipertensi kronik, hipertensi kronik dengan praeklamsia, hipertensi gestasional, praeklamsia dan eklamsia.

Hipertensi yang tidak ditangani dengan baik bisa berdampak negatif bagi bayi dan Anda sendiri. Aliran darah ke plasenta berkurang, mengakibatkan bayi dalam kandungan tidak mendapat cukup oksigen dan nutrisi.

Janin yang tidak cukup dalam menerima oksigen dan nutrisi, membuat pertumbuhan janin terhambat, beresiko bayi lahir dengan berat badan rendah, atau juga lahir prematur.

Bayi juga bisa beresiko meninggal dalam kandungan karena tidak mendapatkan asupan oksigen dan nutrisi yang cukup. Hal yang penting, bayi dikandung oleh ibu dengan tekanan darah normal.

Jika Anda terkena hipertensi saat hamil, maka periksakan diri ke dokter kandungan agar kondisi Anda tetap terjaga. Dokter biasanya memberikan resep obat untuk menurunkan tekanan darah.

Penting untuk mengikuti semua petunjuk dan dosis minum yang dianjurkan dokter. Kemudian, selalu terapkan gaya hidup sehat saat hamil,seperti konsumsi makanan yang bergizi, sayur, buah, daging tanpa lemak, dan susu rendah lemak.

Hindari makanan yang mengandung garam tinggi, hindari juga merokok dan mengonsumsi minuman beralkohol dan bersoda.

10. Toksoplasmosis

Penyebab Toxoplasma

Sekitar 40% ibu hamil berisiko terkena toksoplasmosis. Parasit toxoplasma gondi yang menjadi penyebab toksoplasmosis, membuat tubuh ibu hamil membentuk antibodi khas, yaitu IgM dan IgA.

Antibodi tersebut justru malah mengakibatkan terjadinya keguguran, atau janin yang dikandung mengalami gangguan proses tumbuh-kembangnya, sehingga bemberikan resiko bayi lahir cacat.

Penyebab timbulnya toksoplasmosis:
  1. Menyentuh kotoran kucing yang terinfeksi 
  2. Makan daging mentah atau setengah matang, sehingga keadaan daging tersebut bisa menginfeksi
  3. Menyentuh mulut setelah menyentuh daging.
  4. Toksoplasmosis dapat ditularkan dari transfusi darah atau juga transplantasi organ (jarang terjadi).
  5. Mengonsumsi daging yang terkontaminasi parasit toxoplasma, terutama babi, domba, dan daging rusa.
  6. Konsumsi makanan yang terkontaminasi oleh parasit toxoplasma melalui media pisau, peralatan, talenan, dan lainnya yang sebelumnya kontak dengan daging mentah dan daging yang terkontaminasi.
  7. Minum air yang terkontaminasi parasit Toxoplasma
  8. Penerima transplantasi organ terinfeksi karena menerima organ dari donor toxoplasma-positif. 
  9. Adapun yang dapat meningkatkan risiko toksoplasmosis yaitu HIV/AIDS dan kanker yang dialami
Sumber: "Penyebab timbulnya toksoplasmosis" dari laman Cdc.gov dan sumber lainnya.

Gejala toksoplasmosis jarang menimbulkan gejala. Kalaupun ada, biasanya:
  1. Bengkak pada kelenjar getah bening
  2. Demam
  3. Tubuh terasa lemah dan lesu yang kurang wajar
  4. Sakit tenggorokan
  5. Nyeri otot
  6. Ruam.

Sistem kekebalan tubuh yang lemah bisa semakin memperburuk infeksi toksoplasmosis, yang infeksinya bisa menjalar ke otak (ensefalitis), mata (korioretinitis), dan paru-paru (pneumonitis). Gejala yang dirasakan berupa demam, tubuh kejang, sakit kepala, cacat visual, gangguan kemampuan bicara dan gerakan, dan mengalami sesak napas.

Selain pemeriksaan fisik dan riwayat kesehatan, pemeriksaan darah perlu untuk mengetahui antibodi yang diproduksi oleh tubuh, guna melawan toksoplasmosis. Adapun pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui protozoa yang menyebabkannya.

Jika yang terinfeksi adalah wanita hamil, perlu dilakukan tes prenatal, termasuk USG dan amniocentesis (pemeriksaan air ketuban), guna mengetahui apakah janin sudah ikut terinfeksi atau tidak.

Pengobatan toksoplasmosis
Penderita toksoplasmosis yang dalam kondisi sehat (sistem imun baik) dan tidak dalam keadaan hamil, umumnya tidak memerlukan pengobatan intensif, hal itu karena gejalanya yang biasanya hilang dalam sebulan.

Adapun penderita toksoplasmosis pada orang dengan sistem imun (kekebalan tubuh) yang lemah, maka perlu menggunakan obat anti-toksoplasmosis selama 1 bulan atau lebih.

Pada seorang wanita hamil terinfeksi sedangkan janinnya tidak, biasanya akan diberikan antibiotik spiramisin.

Ibu hamil yang janinnya juga ikut terinfeksi toksoplasmosis diberikan kombinasi obat seperti spiramisin, pirimetamin, sulfadiazin, asam folinat.

Pencegahan toksoplasmosis
  1. Ketika berencana hamil ataupun di awal kehamilan, maka perlu konsultasi dengan dokter, serta melakukan tes darah untuk mengetahui apakah tubuhnya kebal terhadap toksoplasmosis. 
  2. Jangan konsumsi daging mentah atau setengah matang. 
  3. Setelah menyentuh daging mentah, jangan menyentuh mata, mulut dan hidung.
  4. Ketika baru saja menyentuh daging mentah, maka usahakan segera cuci tangan. Cuci juga pisau dengan sabun bersih, dan alat-alat lainnya yang terkena kontak dengan daging mentah. 
  5. Cuci semua sayuran dan buah-buahan sebelum dikonsumsi.
  6. Jangan ada pasir di halaman rumah (apalagi di dalam rumah) karena itu akan digunakan kucing untuk membuang kotoran di dekat lingkungan, yang akhirnya bisa beresiko menjadi penyakit bagi manusia.
  7. Jangan memberikan kucing daging mentah atau daging setengah matang.
  8. Jangan menggunakan kucing untuk berburu tikus atau burung, karena ada kemungkinan kucing  terkena infeksi, dan akhinya menyebar ke manusia (karena kucing berada dekat di lingkungan manusia).
  9. Jangan mengadopsi kucing liar, baik itu yang yang dewasa maupun anak-anak kucing. 
  10. Saat Anda sedang hamil lebih baik hindari kucing.
  11. Jika daging ingin disimpan maka boleh selama beberapa hari dengan suhu di sub-nol (0 ° F) sebelum dimasak. Hal ini untuk mencegah infeksi.
  12. Pakailah sarung tangan saat berkebun dan selama kontak dengan tanah atau pasir, karena mungkin terkontaminasi dengan kotoran kucing yang mengandung toksoplasma. Cuci tangan dengan sabun hingga bersih setelah berkebun atau setelah kontak dengan tanah atau pasir.
Sumber: "pencegahan toksoplasmosis" dari laman Cdc.gov dan sumber lainnya

11. Hepatitis B
Hepatitis B yang dialami ibu hamil, apabila tidak ditangani dengan baik dan cepat, dapat menimbulkan bahaya bagi janin berupa terjadinya penyakit pengerasan hati, hingga masalah kanker hati.

Hepatitis B ditularkan melalui kontak dengan darah dan cairan-cairan tubuh lainnya seperti air mani, cairan vagina, air liur dan air ketuban.

Gejalanya berupa demam tinggi, mual-muntah, mudah sekali lelah, kulit dan bola mata berubah menjaid warna kuning, warna air seni cokelat (mirip air teh), tinja mirip adukan semen.

Ketika berkonsultasi dengan dokter, biasanya ibu hamil dengan hepatitis B akan diberikan suntikan hepatitis B imunoglobin.

Ketika saat bayinya lahir terkena injeksi sejenis maka akan diimunisasi hepatitis B saat usianya 1 minggu, 1 bulan dan 6 bulan, guna mengurangi risiko tertular hepatitis B.

Saat ini, setiap bayi yang lahir mendapatkan imunisasi hepatitis B, baik ibunya mengidap virus hepatitis B maupun tidak.

Penutup

Berbagai penyakit yang disebutkan diatas adalah masalah yang serius, sehingga penting dilakukan ibu hamil melakukan pemeriksaan rutin selama masa kehamilan...

...karena dikhawatirkan pada beberapa jenis penyakit tidak menunjukan gejala yang dapat terdeteksi oleh penderitanya, sehingga menjadi terlambat dalam mengantisipasi penyakit tersebut.

Tidak perlu terlalu khawatir, penyakit-penyakit yang memang membahayakan kehamilan tersebut dapat diatasi dengan berkonsultasi kepada dokter, yang akan melakukan tindakan-tindakan tepat apabila terjadi masalah.

Label: