Cara Yang Benar Menghadapi & Menasehati Anak Yang Keras Kepala
Sebuah menjadi ketentuan bahwa semua orang tua harus bersiap-siap untuk bersabar dalam mendidik anak-anaknya.
Kondisi anak yang melakukan berbagai hal, termasuk hal-hal yang kurang menyenangkan bagi orang tuanya, merupakan sebuah menjadi fase yang otomatis akan dilewati, ini sebuah proses perkembangan kejiwaan anak.
Pada fase ini, anak sudah mulai untuk ingin merasakan ‘kemerdekaan’ agar dirinya tidak boleh diatur-atur, kondisi anak juga bertingkat-tingkat. Adapun beberapa hal yang memicu sifat jelek pada anak, yang paling mendominasi karena kesalahan dari orang tua itu sendiri.
Contohnya ketika suami-istri bertengkar di depan anaknya, maka hal ini akan berdampak sangat buruk bagi kejiwaan sang anak. Hal ini adalah sebuah kesalahan besar dari orang tua.
Kesalahan orangtua lainnya yaitu tidak mau (ataupun tidak mampu) memberikan pemahaman dan komunikasi yang baik pada anak. Seperti ketika anak meminta sesuatu yang tidak baik, maka orang tua harus menolaknya, orang tua harus mampu memberikan pemahaman bagi si kecil, sesuai dengan kemampuan daya tangkapnya.
Hal yang terkonyol (saya kira) yang menyebabkan anak nakal dan keras kepala adalah karena tidak adanya ikatan cinta antara orang tua dan anak. Bagaimana mungkin orang tua tidak memiliki cinta untuk anak? Sungguh ini adalah hal yang aneh.
Hal yang wajar jika orang tua bersedih dengan sikap anaknya yang negatif, karena banyak hal buruk yang dilakukan si anak. Dan tidak sedikit orang tua yang bingung tenang teknik yang ampuh untuk menasehati anak.
Menjadi orang tua merupakan tugas yang mulia. Jadilah orang tua yang dibanggakan oleh anak-anak Anda. Anak-anak Anda sangat memerlukan ‘uluran’ didikan Anda, agak kelak saat dewasa dirinya mampu untuk mengarungi samudra kehidupan yang luas. Selain itu, Anda harus memberikan waktu berkualitas untuk anak-anak.
Mengenai anak yang susah dinasehati dan keras kepala, maka ini kemungkinan besar karena kesalahan orang tua yang kurang memberikan penjagaan kejiwaan anak. Anak tidak dijaga dari hal-hal dan penglihatan yang buruk. Karena anak sifatnya adalah menjiplak atau meniru apa-apa yang dilihatnya.
Tapi jika sudah terjadi, maka hal pertama yang harus diingat orang tua, yaitu butuh waktu untuk mengembalikan anak dari sifat keras kepala menjadi sifat yang memudah memahami keadaan orang tuanya. Jadi ini adalah program jangka panjang.
Jika anak dinasehati lalu tidak terima dan marah. Maka ini hal yang pertama harus diingat dan dilakukan orang tua...
Yang pertama adalah diam atau menahan diri, hal ini mungkin sulit. Akan tetapi pada kondisi yang ‘panas’ seperti ini lebih baik menahan diri untuk tidak berkomentar tentang perbuatan anak. Kalaupun terpaksa bicara (mengkritik -pen), maka batasi pada hal terpenting saja.
Hal itu karena kondisi anak yang sedang emosi, orang tua memberikan penjelasan bagaimanapun akan tetap ditolak. Tunggu agar situasi mereda, baru mulai berikan penjelasan yang baik dan lembut pada anak.
Sebuah kesalahan besar jika anak sedang emosi, tetapi orang tua juga terpancing ikut emosi, hal ini akan membuat masalah tidak selesai-selesai.
Kemudian, tetap tenang ketika anak melakukan hal-hal negatif. Orang tua bisa memberikan isyarat ketidak-setujuan pada kelakukan anak, dengan cara menunjukan rasa sedih (atau semacamnya) dan menjelaskan secara perlahan mengenai kekeliruannya.
Terkadang seorang anak memiliki keingintahuan dan kemauan yang amat besar, dirinya ingin melakukan sesuatu, akan tetapi seringkali kemampuan yang dimilikinya tidak sebesar keinginannya. Kondisi ini seringkali mengakibatkan anak frustasi dan kesal, sehingga menuntunnya menjadi suka marah-marah
Sifat keras kepala anak bisa terjadi karena minimnya rasa kasih sayang yang diterimanya. Saat anak mulai tumbuh maka kesibukan aktivitasnya meningkat, alhasil kedekatan antara anak dan orang tuanya mulai menghilang secara perlahan.
Sehingga hal yang sangat penting adalah pelukan dan belaian kasih sayang dari orang tua, sehingga hal ini akan terus berkesan pada anak, hingga dirinya dewasa.
Orang tua yang memeluk dan mencium anak secara tulus, terutama ketika sang anak sakit. Cara ini sangat ampuh untuk memberikan ketenangan jiwa pada anak.
Jangan lupa untuk memperbaiki diri sendiri
Terkadang, banyak para orang tua yang tidak menyadari tentang penyebab anak yang nakal dan keras kepala, itu karena kesalahan orang tua sendiri. Jika ada orang tua yang memiliki sifat memaksa, tidak mau mengalah, susah dinasehati baik-baik, maka sifat buruk ini akan ikut menular pada anaknya. Hal itu karena anak akan melihat berbagai sifat buruk itu dari orang tuanya, sehingga sedikit-banyaknya anak akan meniru sifat orang tuanya.
Untuk itu, jika orang tua ingin memiliki anak yang baik, maka terlebih dahulu dirinya-lah yang harus baik, sehingga anak akan meniru sifat baiknya. Dan anak nantinya akan cenderung tumbuh menjadi seorang yang memiliki karakter baik.
Sebuah kesalahan yang fatal, orang tua melarang sesuatu hal yang buruk pada anaknya, tetapi orang tua sendiri justru malah melakukan hal buruk tersebut.
Memberikan larangan secara berlebihan, bisa membuat anak menjadi keras kepala
Rasa keingintahuan anak terhadap dunianya sangatlah besar, hal ini membuat mereka ingin melakukan berbagai hal dengan leluasa. Menjadi sifat dasar anak yaitu memiliki rasa keingitahuan yang sangat besar.
Dengan begitu, tidak jarang kita melihat bahwa orang tua yang ‘berlebihan’ dalam melarang anaknya untuk melakukan sesuatu, maka sering pertengkaran antara anak dan oang tua.
Menghadapi problematika ini, orang tua bisa mengambil jalan tengahnya saja, yaitu larangan yang diberikan pada anak adalah hal yang penting-penting saja. Adapun jika anak ingin melakukan suatu hal yang tidak membahayakannya, maka tidak perlu dilarang, yang perlu dilakukan adalah hanya memonitornya saja, sehingga orang tua bisa memberikan masukan pada anak (agar anak tidak melenceng jauh jalan hidupnya).
Adapun terlalu protekif maka ini dapat membuat anak kesal, yang bisa membuatnya menjadi sosok yang keras kepala nantinya. Sehingga orang tua harus pintar-pintar dalam memilah mana yang urgent untuk harus dilarang dan mana yang tidak.
Buat saat yang tepat saat menasehati
Orang tua harus mengetahui saat yang tepat untuk memberikan nasehat kepada anak. Sehingga dalam suasana yang baik, anak akan lebih mau untuk menerima nasehat. Contohnya memberikan nasehat saat anak sedang merasa senang dan pikirannya terkendali dengan baik. Jangan memberikan nasehat saat anak sedang emosi dan pikirannya kalut karena 90% percuma.
Jangan mempermalukan anak di depan umum
Dalam menasehati anak, orang tua tidak boleh melakukannya di tempat yang ada banyak orang, hal itu karena akan membuat anak merasa malu. Nasehati-lah anak di tempat yang rahasia, dan lakukan dengan suara yang lembut. Hal ini membuat nasehat orang tua berkemungkinan besar diterima oleh hati sang anak.
Buatlah hubungan kepercayaan yang baik antara orang tua dan anak
Hal ini agar anak bisa terbuka pada orang tua megenai kondisinya. Jika Anda berhasil membuat anak Anda untuk mau terbuka dalam menyampaikan uneg-uneg yang ada di dalam hatinya, hal ini sangatlah bagus. Tinggal Anda sebagai orang tua harus menjadi sosok idola yang dapat dipercaya oleh anak-anak. Sebuah kesalahan jika orang tua ingin menjadi idola bagi anak-anaknya, tetapi melakukannya dengan cara otoriter.
Sifat orang tua yang otoriter, keras dan tidak memiliki tolenrasi akan membuat anak menjadi tidak memiliki kepercayaan pada orang tuanya. Anak tidak mau menceritakan tetang perasaannya atau masalah-masalah yang dihadapinya, karena dirinya sudah tidak percaya pada orang tuanya. Sehingga anak lebih memilih tertutup pada orang tuanya.
Contoh sederhana di masyarakat, seorang anak yang mengadukan kesulitannya dalam mengikat tali sepatu kepada orang tuanya. Akan tetapi malah direspon negatif oleh orang tua, seperti mengatakan “Sudah besar begini belum bisa memakai sepatu, payah Kamu” . Jika orang tua sering melakukan respon negatif seperti ini, maka tunggulah sang anak akan menjadi tidak percaya lagi dalam mengungkapkan isi hatinya pada orang tuanya.
Orang tua juga harus menahan diri dari terlalu sering mengkritik anak saat mengobrol, karena anak akan merasa dihakimi dan justru akan menutup diri pada orang tuanya.
Mungkin orang tua juga perlu mengajarkan anak tentang cara mengungkapkan isi hati kepada lawan biacara, sehingga anak nantinya bisa lebih terbuka pada orang tuanya.
Tips lainnya agar anak mau terbuka pada oang tuanya, maka berilah penghargaan yang tinggi pada anak, pujilah anak jika pujian itu baik untuknya, hal ini juga bisa memotivasi anak. Orang tua jangan kelu lidahnya untuk memuji ajak ketika anak melakukan hal yang bagus. Milikilah kasih sayang pada anak sehingga Anda sebagai orang tua bisa memberikan pujian ikhlas pada anak.
Dengan keterbukaan yang baik antara orang tua dan anak, dimana anak sudah sangat percaya pada oang tuanya. Maka saya sangat yakin, bahwa Anda akan sangat mudah untuk menasehati anak, dan anakpun menerima dengan senang hati.
Sebagai tambahan penting, berhubungan dengan kepercayaan anak kepada orang tua. Anda sebagai orang tua WAJIB untuk memberikan waktu berkualitas pada anak. Setidaknya dalam sehari miliki waktu 1 jam agar Anda menjalani saat-saat berkalitas bersamanya.
Walaupun Anda sibuk tetap usahakan hal ini, jalani berbagai kegiatan yang menyenangkan dan bermanfaat bersama anak, paling baik adalah melakukan kegiatan edukasi bersama anak.
Wajib bagi orang tua memberikan kasih sayang, perhatian dan pendidikan maksimal untuk anak
Anak akan sangat bahagia dan nyaman ketika mendapatkan sesuatu yang terindah dalam hidupnya, yaitu mendapatkan perhatian orang tuanya yang cukup. Sebagai orang tua harus mengetahui, bahwa sekecil apapun sesuatu yang diberikan kepada anak, maka hal itu akan menjadi sangat berharga bagi anak.
Bentuk perhatian ada dua. Yang pertama yaitu membantu anak untuk mendapatkan haknya (hal ini sudah jelas maksudnya), seperti jika anak ingin mendapatkan makanan kesukaannya, maka orang tua tinggal membelikan makanan kesukaan anak tersebut.
Yang kedua yaitu membantu anak untuk menjalani kewajibannya, maksudnya yaitu seperti contoh: Orang tua mengingatkan jam belajar dan memotivasi anak untuk belajar. Maka ini sebenarnya adalah bentuk perhatian dan kasih sayang pada anak ‘yang sangat besar’.
Contohnya lainnya setelah melatih anak untuk giat dan kontinyu untuk belajar, orang tua juga perlu memikirkan caranya agar anak bisa secara mandiri untuk membersihkan dan merapihkan kamar tidurnya sendiri, meletakan barang-barangnya, mengajarkan sikap yang baik dan benar, melatih anak agar terbiasa untuk gosok gigi dan banyak contoh lainnya.
Orang tua yang melatih kemandirian anak inilah yang menjadi hal PALING BEHARGA. Dengan Anda berusaha melatih anak untuk mandiri, sehingga anak akan memiliki banyak kemampuan, anak mampu untuk berpikir lebih terbuka.
Hal inilah yang membuat Anda dapat lebih mudah untuk berhasil dalam menasehati anak, Anda tidak lagi menganggapnya keras kepala, tidak koperatif, susah memahami kondisi orang tua, dll.
Anak bisa sampai menjadi sosok yang keras kepala juga karena kesalahan orang tuanya sendiri. Secara umum orang tua yang ada di bumi ini, menjadi penanggung jawab terbesar dari kelakuan anak-anak yang tidak terkontrol dan buruk.
Bagaimana tidak? Betapa banyak anak-anak yang dibiarkan bermain seharian, sedangkan orang tuanya tidak megetahui (bahkan tidak mau tahu) tentang kemana anaknya bermain dan apa saja yang dialaminya seharian. Banyak orang tua yang tidak perduli, hal ini menjadi kesalahan fatal yang sulit termaafkan.
Perlu Anda ketahui, suatu saat sang anak pasti akan menuntut (ketika dewasa) keada orang tuanya, mengapa dirinya tidak pernah dididik dengan baik dari kecil? Hal ini akan menjadi bumerang berbahaya bagi orang tua.
Anak yang dari kecil terlatih mandiri dari orang tuanya, serta mendapatkan kasih sayang yang baik dari orang tuanya. Sang anak akan lebih mampu untuk memahami keadaan sekitarnya, anak tidak lagi menjadi sosok cengeng yang sulit memahami keadaan sekitar.
Sehingga sekali Anda menasehati dengan cara yang biasa saja maka anak sudah dapat mengerti, dan dapat memahami keadaan Anda sebagai orang tuanya. Tentunya memiliki anak yang mampu memahami keadaan orang tuanya seperti ini, menjadi KADO terindah bagi orang tua.
Ingat! Wajib bagi orang tua menunjukan anaknya kepada jalan kebaikan, jangan sampai jiwa anaknya teormbang ambing di dalam jalan yang menyimpang, karena orangtuanya yang tidak membimbingnya.
Kesalahan oang tua yang hanya memerhatikan fisik sang anak (hanya makanan, pakaian, dll) tanpa peduli pada kondisi kejiwaan anak, maka ini memberikan masalah besar. Orang tua yang hanya mampu memberikan uang, makanan, pakaian, sepeda, dll pada anak, tetapi tidak mampu untuk memberikan pendidikan kaakter yang baik untuk anak-anaknya. Hakekatnya orang tua yang seperti ini BELUM MEMBERIKAN KEBAIKAN APA-APA pada anaknya.
Orang tua selain ‘jago’ mencari uang, juga harus memperdalam ilmunya tentang cara membentuk karakter anak yang baik. Akibat orang tua yang tidak memberikan ‘perhatian penting’ supaya anak mampu mejalankan segala kewajibannya, berakibat pada lambatnya perkembangan kedewasaan anak.
Hal ini akan sangat terasa saat anak dewasa, bahkan juga sudah terasa saat anak belum lagi remaja. Hal ini tergantung dari kondisi masing-masing.
Kondisi anak yang melakukan berbagai hal, termasuk hal-hal yang kurang menyenangkan bagi orang tuanya, merupakan sebuah menjadi fase yang otomatis akan dilewati, ini sebuah proses perkembangan kejiwaan anak.
Pada fase ini, anak sudah mulai untuk ingin merasakan ‘kemerdekaan’ agar dirinya tidak boleh diatur-atur, kondisi anak juga bertingkat-tingkat. Adapun beberapa hal yang memicu sifat jelek pada anak, yang paling mendominasi karena kesalahan dari orang tua itu sendiri.
Contohnya ketika suami-istri bertengkar di depan anaknya, maka hal ini akan berdampak sangat buruk bagi kejiwaan sang anak. Hal ini adalah sebuah kesalahan besar dari orang tua.
Kesalahan orangtua lainnya yaitu tidak mau (ataupun tidak mampu) memberikan pemahaman dan komunikasi yang baik pada anak. Seperti ketika anak meminta sesuatu yang tidak baik, maka orang tua harus menolaknya, orang tua harus mampu memberikan pemahaman bagi si kecil, sesuai dengan kemampuan daya tangkapnya.
Sumber gambar: Pexels.com |
Hal yang terkonyol (saya kira) yang menyebabkan anak nakal dan keras kepala adalah karena tidak adanya ikatan cinta antara orang tua dan anak. Bagaimana mungkin orang tua tidak memiliki cinta untuk anak? Sungguh ini adalah hal yang aneh.
Hal yang wajar jika orang tua bersedih dengan sikap anaknya yang negatif, karena banyak hal buruk yang dilakukan si anak. Dan tidak sedikit orang tua yang bingung tenang teknik yang ampuh untuk menasehati anak.
Menjadi orang tua merupakan tugas yang mulia. Jadilah orang tua yang dibanggakan oleh anak-anak Anda. Anak-anak Anda sangat memerlukan ‘uluran’ didikan Anda, agak kelak saat dewasa dirinya mampu untuk mengarungi samudra kehidupan yang luas. Selain itu, Anda harus memberikan waktu berkualitas untuk anak-anak.
Mengenai anak yang susah dinasehati dan keras kepala, maka ini kemungkinan besar karena kesalahan orang tua yang kurang memberikan penjagaan kejiwaan anak. Anak tidak dijaga dari hal-hal dan penglihatan yang buruk. Karena anak sifatnya adalah menjiplak atau meniru apa-apa yang dilihatnya.
Tapi jika sudah terjadi, maka hal pertama yang harus diingat orang tua, yaitu butuh waktu untuk mengembalikan anak dari sifat keras kepala menjadi sifat yang memudah memahami keadaan orang tuanya. Jadi ini adalah program jangka panjang.
Jika anak dinasehati lalu tidak terima dan marah. Maka ini hal yang pertama harus diingat dan dilakukan orang tua...
Yang pertama adalah diam atau menahan diri, hal ini mungkin sulit. Akan tetapi pada kondisi yang ‘panas’ seperti ini lebih baik menahan diri untuk tidak berkomentar tentang perbuatan anak. Kalaupun terpaksa bicara (mengkritik -pen), maka batasi pada hal terpenting saja.
Hal itu karena kondisi anak yang sedang emosi, orang tua memberikan penjelasan bagaimanapun akan tetap ditolak. Tunggu agar situasi mereda, baru mulai berikan penjelasan yang baik dan lembut pada anak.
Sebuah kesalahan besar jika anak sedang emosi, tetapi orang tua juga terpancing ikut emosi, hal ini akan membuat masalah tidak selesai-selesai.
Kemudian, tetap tenang ketika anak melakukan hal-hal negatif. Orang tua bisa memberikan isyarat ketidak-setujuan pada kelakukan anak, dengan cara menunjukan rasa sedih (atau semacamnya) dan menjelaskan secara perlahan mengenai kekeliruannya.
Terkadang seorang anak memiliki keingintahuan dan kemauan yang amat besar, dirinya ingin melakukan sesuatu, akan tetapi seringkali kemampuan yang dimilikinya tidak sebesar keinginannya. Kondisi ini seringkali mengakibatkan anak frustasi dan kesal, sehingga menuntunnya menjadi suka marah-marah
Sifat keras kepala anak bisa terjadi karena minimnya rasa kasih sayang yang diterimanya. Saat anak mulai tumbuh maka kesibukan aktivitasnya meningkat, alhasil kedekatan antara anak dan orang tuanya mulai menghilang secara perlahan.
Sehingga hal yang sangat penting adalah pelukan dan belaian kasih sayang dari orang tua, sehingga hal ini akan terus berkesan pada anak, hingga dirinya dewasa.
Orang tua yang memeluk dan mencium anak secara tulus, terutama ketika sang anak sakit. Cara ini sangat ampuh untuk memberikan ketenangan jiwa pada anak.
Jangan lupa untuk memperbaiki diri sendiri
Terkadang, banyak para orang tua yang tidak menyadari tentang penyebab anak yang nakal dan keras kepala, itu karena kesalahan orang tua sendiri. Jika ada orang tua yang memiliki sifat memaksa, tidak mau mengalah, susah dinasehati baik-baik, maka sifat buruk ini akan ikut menular pada anaknya. Hal itu karena anak akan melihat berbagai sifat buruk itu dari orang tuanya, sehingga sedikit-banyaknya anak akan meniru sifat orang tuanya.
Untuk itu, jika orang tua ingin memiliki anak yang baik, maka terlebih dahulu dirinya-lah yang harus baik, sehingga anak akan meniru sifat baiknya. Dan anak nantinya akan cenderung tumbuh menjadi seorang yang memiliki karakter baik.
Sebuah kesalahan yang fatal, orang tua melarang sesuatu hal yang buruk pada anaknya, tetapi orang tua sendiri justru malah melakukan hal buruk tersebut.
loading...
Memberikan larangan secara berlebihan, bisa membuat anak menjadi keras kepala
Rasa keingintahuan anak terhadap dunianya sangatlah besar, hal ini membuat mereka ingin melakukan berbagai hal dengan leluasa. Menjadi sifat dasar anak yaitu memiliki rasa keingitahuan yang sangat besar.
Dengan begitu, tidak jarang kita melihat bahwa orang tua yang ‘berlebihan’ dalam melarang anaknya untuk melakukan sesuatu, maka sering pertengkaran antara anak dan oang tua.
Menghadapi problematika ini, orang tua bisa mengambil jalan tengahnya saja, yaitu larangan yang diberikan pada anak adalah hal yang penting-penting saja. Adapun jika anak ingin melakukan suatu hal yang tidak membahayakannya, maka tidak perlu dilarang, yang perlu dilakukan adalah hanya memonitornya saja, sehingga orang tua bisa memberikan masukan pada anak (agar anak tidak melenceng jauh jalan hidupnya).
Adapun terlalu protekif maka ini dapat membuat anak kesal, yang bisa membuatnya menjadi sosok yang keras kepala nantinya. Sehingga orang tua harus pintar-pintar dalam memilah mana yang urgent untuk harus dilarang dan mana yang tidak.
Buat saat yang tepat saat menasehati
Orang tua harus mengetahui saat yang tepat untuk memberikan nasehat kepada anak. Sehingga dalam suasana yang baik, anak akan lebih mau untuk menerima nasehat. Contohnya memberikan nasehat saat anak sedang merasa senang dan pikirannya terkendali dengan baik. Jangan memberikan nasehat saat anak sedang emosi dan pikirannya kalut karena 90% percuma.
Jangan mempermalukan anak di depan umum
Dalam menasehati anak, orang tua tidak boleh melakukannya di tempat yang ada banyak orang, hal itu karena akan membuat anak merasa malu. Nasehati-lah anak di tempat yang rahasia, dan lakukan dengan suara yang lembut. Hal ini membuat nasehat orang tua berkemungkinan besar diterima oleh hati sang anak.
Buatlah hubungan kepercayaan yang baik antara orang tua dan anak
Hal ini agar anak bisa terbuka pada orang tua megenai kondisinya. Jika Anda berhasil membuat anak Anda untuk mau terbuka dalam menyampaikan uneg-uneg yang ada di dalam hatinya, hal ini sangatlah bagus. Tinggal Anda sebagai orang tua harus menjadi sosok idola yang dapat dipercaya oleh anak-anak. Sebuah kesalahan jika orang tua ingin menjadi idola bagi anak-anaknya, tetapi melakukannya dengan cara otoriter.
Sifat orang tua yang otoriter, keras dan tidak memiliki tolenrasi akan membuat anak menjadi tidak memiliki kepercayaan pada orang tuanya. Anak tidak mau menceritakan tetang perasaannya atau masalah-masalah yang dihadapinya, karena dirinya sudah tidak percaya pada orang tuanya. Sehingga anak lebih memilih tertutup pada orang tuanya.
Contoh sederhana di masyarakat, seorang anak yang mengadukan kesulitannya dalam mengikat tali sepatu kepada orang tuanya. Akan tetapi malah direspon negatif oleh orang tua, seperti mengatakan “Sudah besar begini belum bisa memakai sepatu, payah Kamu” . Jika orang tua sering melakukan respon negatif seperti ini, maka tunggulah sang anak akan menjadi tidak percaya lagi dalam mengungkapkan isi hatinya pada orang tuanya.
Orang tua juga harus menahan diri dari terlalu sering mengkritik anak saat mengobrol, karena anak akan merasa dihakimi dan justru akan menutup diri pada orang tuanya.
Mungkin orang tua juga perlu mengajarkan anak tentang cara mengungkapkan isi hati kepada lawan biacara, sehingga anak nantinya bisa lebih terbuka pada orang tuanya.
Tips lainnya agar anak mau terbuka pada oang tuanya, maka berilah penghargaan yang tinggi pada anak, pujilah anak jika pujian itu baik untuknya, hal ini juga bisa memotivasi anak. Orang tua jangan kelu lidahnya untuk memuji ajak ketika anak melakukan hal yang bagus. Milikilah kasih sayang pada anak sehingga Anda sebagai orang tua bisa memberikan pujian ikhlas pada anak.
Dengan keterbukaan yang baik antara orang tua dan anak, dimana anak sudah sangat percaya pada oang tuanya. Maka saya sangat yakin, bahwa Anda akan sangat mudah untuk menasehati anak, dan anakpun menerima dengan senang hati.
Sebagai tambahan penting, berhubungan dengan kepercayaan anak kepada orang tua. Anda sebagai orang tua WAJIB untuk memberikan waktu berkualitas pada anak. Setidaknya dalam sehari miliki waktu 1 jam agar Anda menjalani saat-saat berkalitas bersamanya.
Walaupun Anda sibuk tetap usahakan hal ini, jalani berbagai kegiatan yang menyenangkan dan bermanfaat bersama anak, paling baik adalah melakukan kegiatan edukasi bersama anak.
Wajib bagi orang tua memberikan kasih sayang, perhatian dan pendidikan maksimal untuk anak
Anak akan sangat bahagia dan nyaman ketika mendapatkan sesuatu yang terindah dalam hidupnya, yaitu mendapatkan perhatian orang tuanya yang cukup. Sebagai orang tua harus mengetahui, bahwa sekecil apapun sesuatu yang diberikan kepada anak, maka hal itu akan menjadi sangat berharga bagi anak.
Bentuk perhatian ada dua. Yang pertama yaitu membantu anak untuk mendapatkan haknya (hal ini sudah jelas maksudnya), seperti jika anak ingin mendapatkan makanan kesukaannya, maka orang tua tinggal membelikan makanan kesukaan anak tersebut.
Yang kedua yaitu membantu anak untuk menjalani kewajibannya, maksudnya yaitu seperti contoh: Orang tua mengingatkan jam belajar dan memotivasi anak untuk belajar. Maka ini sebenarnya adalah bentuk perhatian dan kasih sayang pada anak ‘yang sangat besar’.
Contohnya lainnya setelah melatih anak untuk giat dan kontinyu untuk belajar, orang tua juga perlu memikirkan caranya agar anak bisa secara mandiri untuk membersihkan dan merapihkan kamar tidurnya sendiri, meletakan barang-barangnya, mengajarkan sikap yang baik dan benar, melatih anak agar terbiasa untuk gosok gigi dan banyak contoh lainnya.
Orang tua yang melatih kemandirian anak inilah yang menjadi hal PALING BEHARGA. Dengan Anda berusaha melatih anak untuk mandiri, sehingga anak akan memiliki banyak kemampuan, anak mampu untuk berpikir lebih terbuka.
Hal inilah yang membuat Anda dapat lebih mudah untuk berhasil dalam menasehati anak, Anda tidak lagi menganggapnya keras kepala, tidak koperatif, susah memahami kondisi orang tua, dll.
Anak bisa sampai menjadi sosok yang keras kepala juga karena kesalahan orang tuanya sendiri. Secara umum orang tua yang ada di bumi ini, menjadi penanggung jawab terbesar dari kelakuan anak-anak yang tidak terkontrol dan buruk.
Bagaimana tidak? Betapa banyak anak-anak yang dibiarkan bermain seharian, sedangkan orang tuanya tidak megetahui (bahkan tidak mau tahu) tentang kemana anaknya bermain dan apa saja yang dialaminya seharian. Banyak orang tua yang tidak perduli, hal ini menjadi kesalahan fatal yang sulit termaafkan.
Perlu Anda ketahui, suatu saat sang anak pasti akan menuntut (ketika dewasa) keada orang tuanya, mengapa dirinya tidak pernah dididik dengan baik dari kecil? Hal ini akan menjadi bumerang berbahaya bagi orang tua.
Anak yang dari kecil terlatih mandiri dari orang tuanya, serta mendapatkan kasih sayang yang baik dari orang tuanya. Sang anak akan lebih mampu untuk memahami keadaan sekitarnya, anak tidak lagi menjadi sosok cengeng yang sulit memahami keadaan sekitar.
Sehingga sekali Anda menasehati dengan cara yang biasa saja maka anak sudah dapat mengerti, dan dapat memahami keadaan Anda sebagai orang tuanya. Tentunya memiliki anak yang mampu memahami keadaan orang tuanya seperti ini, menjadi KADO terindah bagi orang tua.
Ingat! Wajib bagi orang tua menunjukan anaknya kepada jalan kebaikan, jangan sampai jiwa anaknya teormbang ambing di dalam jalan yang menyimpang, karena orangtuanya yang tidak membimbingnya.
Kesalahan oang tua yang hanya memerhatikan fisik sang anak (hanya makanan, pakaian, dll) tanpa peduli pada kondisi kejiwaan anak, maka ini memberikan masalah besar. Orang tua yang hanya mampu memberikan uang, makanan, pakaian, sepeda, dll pada anak, tetapi tidak mampu untuk memberikan pendidikan kaakter yang baik untuk anak-anaknya. Hakekatnya orang tua yang seperti ini BELUM MEMBERIKAN KEBAIKAN APA-APA pada anaknya.
Orang tua selain ‘jago’ mencari uang, juga harus memperdalam ilmunya tentang cara membentuk karakter anak yang baik. Akibat orang tua yang tidak memberikan ‘perhatian penting’ supaya anak mampu mejalankan segala kewajibannya, berakibat pada lambatnya perkembangan kedewasaan anak.
Hal ini akan sangat terasa saat anak dewasa, bahkan juga sudah terasa saat anak belum lagi remaja. Hal ini tergantung dari kondisi masing-masing.
Label: Anak
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda